Many differences appeared to exist prior to any substance use, pointing to the role brain structure may play in substance use risk, NIH-supported study suggests
Sebuah penelitian yang melibatkan hampir 10.000 remaja yang didanai oleh NIH telah mengidentifikasi perbedaan yang jelas dalam struktur otak remaja yang menggunakan narkoba sebelum usia 15 tahun dibandingkan dengan remaja yang tidak menggunakan narkoba. Kebanyakan dari perbedaan struktur otak tersebut muncul di masa kanak-kanak sebelum penggunaan narkoba jenis apapun, menunjukkan bahwa perbedaan struktur tersebut berperan dalam risiko inisiasi penggunaan narkoba di kemudian hari, bersamaan dengan faktor genetik, lingkungan, dan faktor neurologis lainnya.
Inisiasi narkoba dikaitkan dengan berbagai perbedaan struktural di seluruh otak (global) serta perbedaan regional yang utamanya melibatkan korteks, beberapa diantaranya bersifat khusus terhadap zat tertentu. Meskipun data tersebut suatu hari nanti dapat membantu menginformasikan strategi pencegahan klinis, para peneliti menekankan bahwa struktur otak saja tidak dapat memprediksi penggunaan narkoba selama masa remaja, dan bahwa data tersebut tidak boleh digunakan sebagai alat diagnostik.
“Temuan tersebut menambahkan bukti-bukti yang muncul bahwa struktur otak seseorang, bersama dengan genetika uniknya, paparan lingkungan, dan interaksi antara faktor-faktor tersebut, dapat mempengaruhi tingkat risiko dan ketahanan mereka terhadap penggunaan narkoba dan adiksi,” ujar Nora Volkow M.D., direktur NIDA. “Memahami interaksi yang kompleks antara faktor-faktor yang berkontribusi dan yang melindungi dari penggunaan narkoba sangat penting dalam menginformasikan intervensi pencegahan efektif dan memberikan dukungan bagi mereka yang paling rentan.”
Tautan ke berita lengkap: Brain structure differences are associated with early use of substances among adolescents
Tautan ke artikel terkait: Neuroanatomical Variability and Substance Use Initiation in Late Childhood and Early Adolescence

