Binge-type eating disorders and ultra-processed food addiction: phenomenology, pathophysiology and treatment implications
Joan Ifland, Timothy D Brewerton

Abstrak
Latar Belakang dan Tujuan Penelitian: Selain perbedaan klinisnya, hilang kendali atas makan yang berlebihan (loss of control binge eating; LCBE) merupakan ciri inti dari segala gangguan makan (eating disorders; EDs) binge-eating, termasuk gangguan makan berlebihan (binge eating disorder; BED), bulimia nervosa (BN), dan anorexia nervosa binge purge type (AN-BP). Konsep kecanduan makanan yang sedang berkembang (food addiction; FA), atau adiksi makanan ultra-olahan (ultra-processed food addiction; UPFA) juga dikarakterisasikan oleh LCBE. Namun demikian, pengobatan LCBE menolak pendekatan bagi pemulihan adiksi, khususnya abstinens atau mengurangi dampak buruk dengan mengurangi penggunaan, sehingga merugikan pasien. Pengobatan akan lebih berhasil jika hambatan-hambatan yang ada terhadap protokol pemulihan adiksi seperti pengurangan dampak buruk dan abstinens juga diatasi.
Hipotesis dan Teori: Fenomenologi dan gambaran klinis binge-type EDs dan UPFA saling bersinggungan secara signifikan, namun keduanya memiliki gambaran klinis dan pendekatan pengobatan yang sangat berbeda. Di antara kesamaannya, kedua kondisi tersebut memiliki mekanisme patofisiologis yang sama. Secara spesifik, bukti ilmiah yang ada menunjukkan bahwa LCBE, tanpa memandang diagnosisnya, dicirikan dengan perubahan dalam sistem neurobiologis yang memediasi sensitivitas penghargaan, reaktivitas stres, dan fungsi kognitif yang serupa dengan gangguan yang ditemukan pada UPFA, gangguan konsumsi alkohol (alcohol use disorder; AUD) dan gangguan penyalahgunaan narkoba lainnya (substance use disorders; SUDs). Makanan ultra-olahan (ultra-processed foods; UPFs) yang dikonsumsi oleh pasien LCBE telah terbukti memiliki kandungan adiktif yang kuat. Namun, protokol pemulihan SUD yang utama, yaitu pengurangan dampak buruk atau abstinens dari zat yang adiktif, tidak umum digunakan untuk pengobatan binge-type EDs. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengelola bukti-bukti ilmiah bahwa karakteristik LCBE pada binge-type EDs dan UPFA saling tumpang-tindih dalam banyak kasus, dan untuk mempertimbangkan hasil penelitian tersebut terhadap protokol pengobatan, khususnya penerapan pengurangan dampak buruk dan/atau abstinens dari UPF psikoaktif. Hipotesis ini dapat diuji dalam uji klinis bagi individu dengan LCBE.
Hasil Penelitian: Penelitian neurobiologis terhadap individu dengan LCBE secara konsisten menunjukkan tanda-tanda perubahan adiktif, khususnya di pusat penghargaan hiperaktif, reaktivitas stres, dan gangguan kognitif, serta konsumsi UPFs yang maladaptif. Hasil temuan ini serupa dengan hasil temuan dari konsumsi alkohol yang adiktif dimana abstinens dan pengurangan dampak buruk terbukti bermanfaat. Akan tetapi, pendekatan ini belum pernah digunakan dalam bidang ED, yang mungkin merugikan pasien dengan LCBE.
Diskusi: hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa hasil pengobatan bagi binge-type EDs yang dicirikan dengan LCBE bisa lebih baik jika protokol pengurangan dampak buruk dan/atau abstinens bagi pemulihan dari UPFA diterapkan. Tingkat dukungan yang tinggi bagi adiksi yang berat dapat meningkatkan hasil pengobatan untuk gangguan yang sering berulang dan sulit diatasi. Rasional yang memungkinkan bagi pengecualian pengobatan yang ada saat ini atau pengurangan protokol abstinens UPF yang signifikan juga sudah ditawarkan.
Tautan ke artikel lengkap: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/40625723/
Kalimat Kutipan: Ifland J, Brewerton TD. Binge-type eating disorders and ultra-processed food addiction: phenomenology, pathophysiology and treatment implications. Front Psychiatry. 2025 Jun 20;16:1584891. doi: 10.3389/fpsyt.2025.1584891. PMID: 40625723; PMCID: PMC12231405.

