Apa yang dimaksud dengan depresi?
Depresi (juga dikenal sebagai depresi mayor, gangguan depresi mayor, atau depresi klinis) merupakan gangguan suasana hati (mood) yang umum namum serius. Gangguan ini menyebabkan gejala berat yang mempengaruhi perasaan, pikiran, dan aktivitas sehari-hari seseorang, seperti tidur, makan, atau bekerja.
Seseorang didiagnosis mengalami depresi jika mengalami gejala-gejala berikut selama setidaknya 2 minggu.
Ada berbagai jenis depresi, beberapa diantaranya berkembang karena keadaan tertentu:
– Major depression (depresi mayor) mencakup gejala suasana hati tertekan atau kehilangan minat, sebagian besar waktu yang berlangsung minimal 2 minggu, yang mengganggu aktivitas harian.
– Persistent depressive disorder (gangguan depresi persisten) (juga disebut distimia atau gangguan distimik) terdiri dari gejala depresi yang tidak terlalu parah yang berlangsung lebih lama, biasanya sekitar 2 tahun.
– Perinatal depression (depresi perinatal) merupakan depresi yang terjadi selama kehamilan atau pasca persalinan. Depresi yang terjadi selama kehamilan disebut depresi prenatal, dan depresi yang muncul pasca persalinan disebut depresi postpartum.
– Seasonal affective disorder (gangguan afektif musiman) merupakan depresi yang datang dan pergi mengikuti musim, dengan gejala-gejala yang biasanya muncul di akhir musim gugur atau awal musim dingin dan menghilang selama musim semi dan musim panas.
– Depression with symptoms of psychosis (depresi dengan gejala psikosis) merupakan bentuk depresi berat dimana seseorang mengalami gejala psikosis, seperti delusi (keyakinan tetap yang salah dan menganggu) atau halusinasi (mendengar atau melihat hal-hal yang tidak didengar atau dilihat orang lain).
Orang dengan gangguan bipolar (sebelumnya disebut depresi manik atau penyakit manic-depresif) juga mengalami episode depresi, dimana mereka merasa sedih, acuh tak acuh, atau putus asa, yang dikombinasikan dengan tingkat aktivitas yang sangat rendah. Namun, orang dengan gangguan bipolar juga mengalami episode manik (atau hipomanik yang tidak terlalu parah), atau suasana hati yang meningkat secara tidak biasa, dimana mereka mungkin merasa sangat senang, mudah tersinggung, atau “bersemangat” yang ditandai dengan peningkatan tingkat aktivitas yang nyata.
Gangguan depresi lainnya dapat dilihat di Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5-TR) termasuk disruptive mood dysregulation disorder (didiagnosa pada anak-anak dan remaja) dan gangguan disforik premenstrual (yang mempengaruhi wanita di waktu menstruasinya).
Siapa yang bisa mengalami depresi?
Depresi dapat mempengaruhi orang dari segala usia, ras, etnis, dan gender.
Wanita lebih sering didiagnosa mengalami depresi dibandingkan dengan pria, namun pria juga dapat mengalami depresi. Pria cenderung tidak mengenali, membicarakan, dan mencari bantuan untuk mengatasi masalah perasaan ataupun emosi mereka, pria lebih berisiko mengalami gejala depresi yang tidak terdiagnosa atau kurang diobati.
Penelitian juga menunjukkan tingkat depresi yang tinggi dan peningkatan risiko gangguan depresi pada anggota komunitas LGBTQI+.
Apa saja tanda dan gejala depresi?
Jika Anda mengalami sejumlah tanda dan gejala berikut ini, hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, selama setidaknya 2 minggu, Anda mungkin mengalami depresi.
> Suasana hati sedih, cemas, atau suasana hati “kosong” yang terus-menerus
> Perasaan putus asa atau pesimis
> Perasaan mudah tersinggung, frustrasi, atau gelisah
> Perasaan bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya
> Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan aktivitas
> Kelelahan, kekurangan energi, atau merasa melambat
> Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan
> Kesulitan tidur, bangun terlalu pagi, atau tidur berlebihan
> Perubahan nafsu makan atau perubahan berat badan yang tidak direncanakan
> Nyeri fisik, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan tanpa penyebab fisik yang jelas yang tidak hilang dengan pengobatan
> Pikiran tentang kematian atau bunuh diri atau upaya bunuh diri
Tidak semua orang dengan depresi mengalami seluruh gejala tersebut. Sejumlah orang dapat mengalami hanya sejumlah gejala, sementara orang lain dapat mengalami lebih banyak gejala. Gejala yang berkaitan dengan depresi mengganggu fungsi harian dan menyebabkan tekanan yang signifikan pada orang yang mengalaminya.
Depresi juga dapat melibatkan perubahan lain pada perilaku atau suasana hati, yang mencakup:
> Meningkatnya amarah atau mudah tersinggung
> Merasa gelisah
> Menjadi pendiam, negatif, atau tidak peduli
> Meningkatnya keterlibatan dalam aktivitas berisiko tinggi
> Impulsivitas yang lebih besar
> Meningkatnya penggunaan alkohol atau narkoba
> Mengisolasi diri dari keluarga dan teman-teman
> Ketidakmampuan untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan dan keluarga atau mengabaikan peran penting lainnya
> Masalah dengan hasrat dan performa seksual
Depresi dapat terlihat berbeda pada pria dan wanita. Meskipun setiap orang, tanpa memandang jenis kelamin, dapat mengalami depresi, cara mereka mengekspresikan gejala dan perilaku yang mereka gunakan untuk mengatasi depresi dapat berbeda. Contohnya, pada laki-laki (dan juga pada wanita) mungkin menunjukkan gejala selain rasa sedih, sebaliknya mereka tampak marah atau mudah tersinggung. Dan meskipun peningkatan penggunaan alkohol atau narkoba dapat menjadi tanda depresi pada setiap orang, pria lebih cenderung menggunakan narkoba sebagai strategi mengatasi depresi.
Pada sejumlah kasus, gejala kesehatan jiwa dapat muncul dalam bentuk gangguan fisik (contoh, jantung berdebar cepat, dada sesak, sakit kepala terus menerus, atau masalah pencernaan). Pria lebih cenderung menemui penyedia layanan kesehatan untuk mengatasi gejala fisik tersebut dibandingkan gejala emosi mereka.
Karena depresi cenderung membuat orang berpikir lebih negatif mengenai diri mereka dan dunia, sejumlah orang mungkin berpikir mengenai bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
Sejumlah gejala yang persisten, selain suasana hati yang rendah, diperlukan untuk menegakkan diagnosa depresi, namun orang yang hanya mengalami sejumlah gejala dapat memperoleh manfaat dari pengobatan. Tingkat keparahan dan frekuensi gejala serta berapa lama gejala tersebut berlangsung akan bervariasi dan tergantung pada individu, penyakit, dan stadium penyakitnya.
Jika Anda mengalami tanda atau gejala depresi yang terus berlanjut dan tak kunjung hilang, segera konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan. Jika Anda melihat tanda atau gejala depresi pada seseorang yang Anda kenal, beri mereka saran untuk mencari bantuan dari tenaga profesional kesehatan jiwa.
Apa saja faktor-faktor risiko depresi?
Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang paling umum dialami di Amerika Serikat. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik, biologis, lingkungan, dan psikologis memiliki peran dalam munculnya depresi.
Faktor risiko depresi dapat mencakup:
– Riwayat depresi keluarga atau riwayat personal
– Perubahan hidup yang sifatnya negatif dan besar, trauma, atau stres
Depresi dapat terjadi di usia berapapun, namun sering dimulai di masa dewasa. Depresi kini diketahui juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja, meskipun anak-anak lebih cenderung mengekspresikan depresi dalam bentuk kecemasan atau lebih mudah marah daripada kesedihan. Banyak gangguan kecemasan dan suasana hati kronis pada orang dewasa dimulai dengan kecemasan tingkat tinggi di masa kanak-kanak.
Depresi, terutama di usia paruh baya atau usia lanjut, dapat terjadi bersamaan dengan penyakit medis serius lainnya, seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, nyeri kronis, dan penyakit Parkinson’s. Kondisi tersebut seringkali menjadi lebih buruk ketika disertai dengan depresi, dan penelitian menunjukkan bahwa orang dengan depresi dan penyakit medis lainnya cenderung memiliki lebih banyak gejala berat dari kedua penyakit tersebut. CDC juga telah mengakui bahwa memiliki gangguan jiwa tertentu, termasuk depresi dan skizofrenia, dapat membuat orang lebih mungkin sakit parah akibat COVID-19.
Terkadang masalah kesehatan fisik, seperti penyakit tiroid, atau obat-obatan yang diminum untuk suatu penyakit dapat menimbulkan efek samping yang berkontribusi terhadap depresi. Penyedia layanan kesehatan yang berpengalaman dalam mengobati penyakit-penyakit rumit tersebut dan membantu menentukan strategi pengobatan terbaik.
Bagaimana cara mengobati depresi?
Depresi, bahkan untuk depresi berat, dapat diobati. Semakin dini pengobatan diberikan, semakin efektif hasilnya. Depresi umumnya diobati dengan psikoterapi, obat-obatan, atau kombinasi dari keduanya.
Sejumlah orang dapat mengalami depresi yang tidak dapat diobati, yang terjadi ketika seseorang tidak merasa membaik setelah pemberian dua obat antidepresan. Jika pengobatan seperti psikoterapi dan obat-obatan tidak mengurangi gejala depresi atau kebutuhan untuk kebutuhan untuk meredakan gejala secara cepat begitu mendesak, terapi stimulasi otak dapat menjadi pilihan untuk dicoba.
Quick tip: tidak ada orang yang mengalami depresi dengan cara yang sama, dan tidak ada pengobatan yang “cocok untuk semua orang”. Menemukan pengobatan yang paling cocok untuk Anda mungkin memerlukan trial and error.
Psikoterapi
Sejumlah psikoterapi (juga disebut terapi bicara atau konseling) dapat membantu orang dengan depresi dengan cara mengajarkan mereka cara berpikir dan berperilaku baru serta membantu mereka mengubah kebiasaan yang menyebabkan depresi. Pendekatan berbasis bukti ilmiah seperti cognitive-behavioral therapy (CBT) dan interpersonal therapy (IPT). Pelajari lebih lanjut mengenai psikoterapi: https://www.nimh.nih.gov/health/topics/psychotherapies
Perkembangan telehealth bagi layanan kesehatan jiwa, yang menawarkan alternatif terhadap terapi in-person, telah membuat psikoterapi lebih mudah dan lebih nyaman bagi orang untuk mengakses perawatan bagi sejumlah kasus. Bagi orang yang mungkin segan mencari perawatan kesehatan jiwa di masa lalu, layanan kesehatan jiwa virtual dapat menjadi pilihan yang lebih mudah.
Obat-obatan
Antidepresan merupakan obat-obatan yang umumnya digunakan untuk mengobati depresi. Obat tersebut bekerja dengan merubah cara otak menghasilkan atau menggunakan senyawa kimia tertentu yang berkaitan dengan suasana hati atau stres. Anda mungkin perlu mencoba sejumlah obat antidepresan yang berbeda sebelum menemukan obat yang dapat meredakan gejala depresi dan memiliki efek samping yang dapat diatasi. Obat yang telah membantu Anda atau anggota keluarga dekat Anda di masa lalu seringkali akan dipertimbangkan terlebih dahulu untuk digunakan.
Obat antidepresan memerlukan waktu – umumnya 4 – 8 minggu – untuk bekerja, dan masalah tidur, nafsu makan, dan konsentrasi terkadang membaik sebelum suasana hati menjadi lebih ringan. Penting untuk memberikan obat antidepresan waktu untuk bekerja sebelum memutuskan apa yang terbaik untuk Anda pelajari lebih lanjut mengenai mental health medications: https://www.nimh.nih.gov/health/topics/mental-health-medications.
Obat-obatan baru, seperti intranasal esketamine, memiliki efek antidepresan yang bekerja cepat, terutama pada orang dengan depresi yang resisten terhadap pengobatan. Esketamine adalah obat yang disetujui penggunaannya oleh FDA bagi depresi yang resisten terhadap pengobatan. Diberikan dalam bentuk semprotan hidung di ruang praktik dokter, klinik, atau rumah sakit, obat ini bekerja cepat, umumnya dalam beberapa jam, untuk meredakan gejala depresi. Orang yang menggunakan esketamine biasanya akan terus menggunakan antidepresan oral untuk mempertahankan perbaikan gejala depresi.
Pilihan lainnya bagi depresi yang resisten terhadap pengobatan adalah dengan minum obat antidepresan bersamaan dengan jenis obat lain yang dapat membuat antidepresan bekerja efektif, seperti obat antipsikotik atau antikonvulsan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi peran obat-obatan baru tersebut dalam praktik rutin.
Jika Anda mulai minum obat antidepresan, jangan berhenti minum obat tersebut tanpa konsultasi dengan dokter. Terkadang orang yang minum obat antidepresan merasa lebih baik dan berhenti menggunakan obat tersebut atas keputusan sendiri, dan gejala depresi mereka muncul kembali. Ketika Anda dan dokter Anda memutuskan untuk menghentikan pengobatan, biasanya setelah 9 – 12 bulan pengobatan, dokter Anda akan mengurangi dosis obat yang diberikan secara perlahan dan aman. Menghentikan pengobatan secara mendadak dapat menimbulkan gejala putus obat.
Catatan: pada sejumah kasus, anak-anak, remaja dan dewasa muda dibawah 25 tahun dapat mengalami peningkatan pikiran atau perilaku bunuh diri ketika minum obat antidepresan, terutama di beberapa minggu pertama setelah mulai atau ketika perubahan dosis. FDA menyarankan agar pasien segala usia yang minum obat antidepresan diawasi dengan ketat, terutama selama beberapa minggu pertama pengobatan.
Jika Anda mempertimbangkan minum obat antidepresan dan sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui, konsultasikan dengan dokter Anda mengenai segala risiko kesehatan obat tersebut terhadap Anda dan janin Anda atau bayi yang sedang Anda berikan ASI dan cara menimbang risiko tersebut terhadap manfaat yang diberikan obat tersebut.
Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai antidepresan, konsultasi dengan dokter Anda dan Anda dapat mengunjungi website FDA: https://www.fda.gov/
Terapi stimulasi otak
Jika psikoterapi dan obat-obatan tidak dapat mengurangi gejala depresi, terapi stimulasi otak merupakan pilihan yang perlu dipertimbangkan. Saat ini, terdapat beberapa jenis terapi stimulasi otak yang tersedia, beberapa diantaranya telah disetujui penggunaannya oleh FDA untuk mengobati depresi. Terapi stimulasi otak bersifat eksperimental dan masih terus dipelajari penggunaannya untuk gangguan jiwa seperti depresi.
Meskipun terapi stimulasi otak jarang digunakan dibandingkan dengan psikoterapi dan obat-obatan, terapi ini dapat memainkan peranan penting dalam pengobatan gangguan jiwa pada orang yang resisten terhadap pengobatan lainnya. Terapi ini digunakan pada sebagian besar gangguan jiwa hanya setelah psikoterapi dan obat-obatan telah dilakukan dan biasanya terus diberikan bersama dengan gabungan psikoterapi dan obat-obatan.
Terapi stimulasi otak bekerja dengan mengaktifkan atau menghambat otak dengan arus listrik. Arus listrik diberikan secara langsung melalui elektroda yang ditanamkan di otak atau secara tidak langsung melalui elektroda yang ditempatkan pada kulit kepala. Arus listrik juga dapat diinduksi dengan menerapkan medan magnet ke kepala.
Terapi stimulasi otak yang banyak memiliki bukti ilmiah meliputi:
– Electroconvulsive therapy (ECT)
– Repetitive transcranial magnetic stimulation (rTMS)
– Vagus nerve stimulation (VNS)
– Magnetic seizure therapy (MST)
– Deep brain stimulation (DBS)
ECT dan rTMS merupakan terapi stimulasi otak yang paling banyak digunakan; ECT memiliki riwayat panjang penggunaan dalam terapi. Terapi lainnya masih baru, dan dalam sejumlah kasus, masih bersifat eksperimental. Terapi stimulasi otak lainnya cukup menjanjikan untuk mengobati gangguan jiwa tertentu.
ECT, rTMS, dan VNS mendapatkan autorisasi dari FDA untuk mengobati depresi berat yang resisten terhadap pengobatan. Terapi tersebut efektif bagi orang yang tidak merasakan adanya perbaikan dengan pengobatan lain; orang yang tidak dapat menggunakan obat dengan aman; dan dalam sejumlah kasus berat dimana respon cepat diperlukan, seperti ketika seseorang mengalami katatonik, ingin bunuh diri, atau kekurangan gizi.
Jenis terapi stimulasi otak lainnya sedang diteliti untuk mengobati depresi dan gangguan jiwa lainnya. Konsultasikan dengan dokter dan pastikan Anda memahami potensi manfaat serta risiko sebelum menjalani terapi stimulasi otak. Pelajari lebih lanjut mengenai terapi ini pada tautan beirkut: https://www.nimh.nih.gov/health/topics/brain-stimulation-therapies/brain-stimulation-therapies
Produk alami
FDA belum memberikan izin bagi produk-produk alami untuk menangani depresi. Meskipun penelitian masih terus dilakukan dan hasilnya inkonsisten, banyak orang tetap menggunakan produk alami, seperti vitamin D dan suplemen diet herbal St. John’s Wort, untuk depresi. Namun demikian, produk-produk tersebut mungkin berisiko. Contohnya, suplemen diet dan produk alami dapat membatasi efektivitas sejumlah obat tertentu atau berinteraksi dengan obat lain sehingga menimbulkan kondisi berbahaya atau mengancam jiwa.
Jangan mengonsumsi produk vitamin D St. John’s Wort, suplemen diet lainnya, atau produk alami tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda.
Penelitian ketat perlu dilakukan untuk menguji apakah produk alami dan suplemen diet aman dan efektif.
Terapi cahaya pagi (light therapy) setiap hari merupakan pilihan pengobatan yang umum bagi orang yang mengalami seasonal affective disorder (SAD). Perangkat terapi cahaya jauh lebih terang dibandingkan dengan pencahayaan dalam ruangan biasa dan dianggap aman, kecuali bagi orang dengan penyakit mata tertentu atau yang mengonsumsi obat yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap sinar matahari. Sebagaimana halnya dengan semua intervensi untuk depresi, evaluasi, pengobatan, dan tindak lanjut oleh dokter sangat dianjurkan. Penelitian mengenai peran potensial terapi cahaya dalam mengobati depresi non-musiman masih berlanjut.
Bagaimana saya bisa mendapatkan bantuan untuk mengatasi depresi?
Di Indonesia, Anda dapat berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jiwa profesional, seperti psikolog dan psikiater untuk membahas masalah Anda.
Setelah Anda berada dalam pengobatan, Anda akan mulai merasa lebih baik. Berikut ini adalah sejunlah kiat yang dapat Anda lakukan diluar pengobatan yang dapat membantu Anda merasa lebih baik:
– Cobalah untuk melakukan aktivitas fisik. Berjalan kaki selama 30 menit sehari dapat meningkatkan suasana hati Anda.
– Cobalah untuk menjaga waktu tidur dan bangun yang teratur.
– Makan makanan sehat secara teratur.
– Pecah tugas-tugas besar menjadi tugas-tugas kecil; lakukan apa yang Anda bisa. Putuskan apa yang harus diselesaikan dan apa yang bisa ditunda.
– Cobalah untuk terhubung dengan orang lain. Bicaralah dengan orang yang Anda percaya tentang perasaan Anda.
– Tunda membuat keputusan penting, seperti menikah atau bercerai, atau berganti pekerjaan sampai Anda merasa lebih baik. Diskusikan keputusan dengan orang yang mengenal Anda dengan baik.
– Hindari penggunaan alkohol, nikotin, atau narkoba, termasuk obat-obatan yang tidak diresepkan untuk Anda.
Dimana saya bisa mempelajari lebih jauh mengenai depresi?
Brosur gratis dan sumber yang dapat dibagikan
Chronic Illness and Mental Health: Recognizing and Treating Depression: Lembar fakta ini memberikan informasi mengenai hubungan antara depresi dan penyakit kronis. Lembar fakti ini menjelaskan tentang penyakit kronis, gejala depresi, dan pilihan pengobatan, serta menyediakan informasi mengenai sumber-sumber yang diperlukan untuk mendapatkan bantuan bagi diri Anda atau orang lain.
Depression: brosur ini memberikan informasi mengenai depresi, termasuk jenis-jenis depresi, tanda dan gejala, cara diagnosis depresi, pilihan pengobatan, dan cara mendapatkan bantuan bagi diri Anda atau orang yang Anda sayangi.
Depression in Women: 4 Things to Know: Lembar fakta ini memberikan informasi mengenai depresi pada wanita, termasuk tanda dan gejalanya, jenis depresi yang unik hanya dialami wanita, dan cara mendapatkan bantuan. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia untuk brosur ini: https://yayasanabhipraya.com/2024/05/22/773/
Perinatal Depression: Brosur ini memberikan informasi mengenai depresi perinatal, termasuk cara membedakannya dari “baby blues” penyebab, tanda dan gejala, pilihan pengobatan, dan cara mendapatkan bantuan bagi diri Anda atau orang yang Anda sayangi. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia untuk brosur ini: https://yayasanabhipraya.com/2024/06/06/depresi-perinatal/
Seasonal Affective Disorder: Lembar fakta ini memberikan informasi mengenai SAD, termasuk tanda dan gejalanya, cara diagnosis, penyebab, dan pilihan pengobatan.
Seasonal Affective Disorder (SAD): More Than the Winter Blues: infografik ini memberikan informasi mengenai cara mengenali gejala SAD dan cara mendapatkan bantuan.
Teen Depression: More Than Just Moodiness: Lembar fakta ini diperuntukkan bagi remaja dan dewasa muda dan berisi informasi mengenai cara mengenali gejala depresi dan cara mendapatkan bantuan.
Digital Shareables on Depression: Sumber-sumber digital berikut, termasuk infografik dan pesan, dapat digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai depresi dan membantu mempromosikan kesadaran dan edukasi mengenai depresi di komunitas Anda.
Sumber federal
Depression (MedlinePlus – also en español )
Moms’ Mental Health Matters: Depression and Anxiety Around Pregnancy (Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development)
Riset dan statistik
Journal Articles : Laman berikut menyediakan artikel dan abstrak mengenai depresi dari MEDLINE/PubMed (National Library of Medicine).
Statistics: Major Depression: Laman berikut menyediakan statistic mengenai prevalensi dan pengobatan depresi di Amerika Serikat.
Multimedia
Depression Mental Health Minute: Tonton video mengenai depresi.
NIMH Experts Discuss the Menopause Transition and Depression: Pelajari mengenai tanda dan gejala, pengobatan, dan penelitian terkini mengenai depresi selama menopause.
NIMH Expert Discusses Seasonal Affective Disorder: Pelajari mengenai tanda dan gejala, pengobatan, dan penelitian terkini mengenai SAD.
Discover NIMH: Personalized and Targeted Brain Stimulation Therapies: Tonton video berikut yang menjelaskan tentang repetitive transcranial magnetic stimulation dan electroconvulsive therapy bagi depresi yang resisten terhadap pengobatan. Terapi stimulasi otak dapat menjadi pengobatan yang efektif bagi orang dengan depresi dan gangguan jiwa lainnya. NIMH mendukung penelitian yang mempelajari cara membuat terapi stimulasi otak lebih personal serta mengurangi efek sampingnya.
Discover NIMH: Drug Discovery and Development: Salah satu terobosan paling menaring dari penelitian yang didanai NIMH adalah pengembangan obat-yang-bekerja-cepat berbasis ketamin bagi depresi yang resisten terhadap pengobatan. Video ini berbagi cerita bagaiman infusi ketamin secara bermakna mengubah hidup seorang partisipan dalam uji klnis NIMH.
Mental Health Matters Podcast: Depression: The Case for Ketamine: Dr. Carlos Zarate Jr. Mendiskusikan tentang esketamine – obat yang beliau temukan – untuk pengobatan depresi yang resistensi terhadap pengobatan lainnya. Siniar ini meliput sejarah dibalik pengembangan esketamie, cara obat tersebut membantu mengatasi depresi, dan hal yang akan terjadi di masa depan untuk penelitian inovatif terkait hal tersebut.
Tautan ke artikel asli: https://www.nimh.nih.gov/health/topics/depression#part_2258

